Beranda | Artikel
Mudik Kampung Akhirat dan Mudik Kampung Dunia
Kamis, 24 Juli 2014

Renungan antara dua mudik

1) Rasa gembira dan rasa takut

Benar, mudik lebaran ke kempung dunia membuat hati terasa gembira dan bahagia

Tapi, mudik ke kampung akhirat, sebagian takut dan cemas, iya karena Al-wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati

 

2) Dinanti-nantikan dan dihindari

Iya, betapa bahagia ketika mendapat cuti liburan panjang akan mudik kampung dunia

Tapi, mudik kampung akhirat dihindari, dicemaskan bahkan sekedar berita kematian saja sudah ngeri

 

3) Persiapan mudik

Benar, mudik lebaran mempersiapkan segalanya, baju terbaru, kendaran performa terbaik, senyuman dan suasana menyenangkan

Tapi, mudik akhirat? Seadanya?  tidak tahu bekalnya apa? Bahkan tidak ada yang siap mudik sekarang juga

 

4) Buah tangan mudik

Iya, bahagia sekali bisa membawa buah tangan oleh-oleh bagi mereka yang dikampung, buah tangan tidak seberapa tetapi bernilai

Tapi, buah tangan mudik akhirat belum jelas? Karena tempat persinggahan belum tentu bertemu

 

3) Selama merantau

Benar, selama merantau, hidup seadanya, pakaian, makanan dan tempat tinggal, yang penting pulang kampung sukses dan membawa semua keberhasilan di perantauan

Tapi, mudik akhirat telah dilupakan, pura-pura lupa atau sengaja dilupakan, malah bermegah-megah di tanah perantauan, sejatinya tanah perantauan semu

 

Kitalah perantau itu

Sekedar lewat, sebagaimana musafir yang mampir sebentar di bawah pohon kemudia pergi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَ تَرَكَهَا

“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.”(HR. Tirmidzi no. 2551. dishahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi)

Sudah pasti ! Kita pasti akan mudik ke kampung akhirat

Allah Azza wa Jalla berfirman.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.(an-Nisa’/4:78)

Dunia ini sementara dan hakihatnya adalah….

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(al-Hadid/57:20)

 

@Gedung Radiopoetro, FK UGM, Yogyakarta Tercinta

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

silahkan like fanspage FB dan follow twitter

 

 


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/mudik-kampung-akhirat-dan-mudik-kampung-dunia.html